Thursday, November 30, 2006

Bener ? Harus sempurna dulu...???


(Sambungan "haruskan berperilaku...")
Januari 1996
Saat ketika aku memberanikan diri memakai jilbab, koleksi jilbab hanya 2, seorang teman memberikan sebuah jilbab berwarna pink, seneng banget...thank's mbak Endang Wisma, katanya aku wanita pertama yang berani memakai jilbab di usia muda ketika sudah bekerja disana (rata2 disana berani pake jilbab waktu usia sudah 40 tahunan lho). Bangga? Nggak juga, kebayang pesan moral yang harus aku usung dengan penampilanku yang berbeda dari biasanya kala itu.
Apa yang membuat aku berani pakai jilbab ? karena merasa perilaku sudah sempurna ? bukan, aku nggak pernah berani memberikan penilaian sempurna pada diri sendiri. Memakai jilbab bila berfikiran harus sempurna dulu perilakunya, sepertinya aku nggak akan pernah bisa menggunakan jilbab. Sebab aku merasa punya perilaku tidak akan bisa sempurna, yang bisa aku lakukan hanya menjadikan perilaku lebih baik dari perilaku2 sebelumnya (Ingatkan ya jika perilaku ku menyimpang).
Perilaku sempurna itu hanya bisa diberikan pada Rasulullah atau sahabatnya yang nota bene mendapat tempat terhormat disisi Allah dan Rasulnya, sedangkan aku ? mungkin masih sangat jauh.
OK, back to topic, yang membuat aku memakai jilbab,
1. Aku seringkali risih bila dilihat oleh kaum lelaki ketika berpakaian rok mini atau berblus ketat. Aku ingin menjaga diri dari pandangan.... ih...syereeem.
2. Aku merasa percuma beribadah sholat, puasa, sedekah dll sementara aku masih berpakaian tapi seperti telanjang, padahal aku juga tahu ibadah itu tidak akan sia2 dimata Allah.
3. Ada yang pernah bertanya padaku begini, " eh lo agamanya islam bukan ?", aku jawab"islam dong". "soalnya gw nggak pernah lihat lo sholat", lanjutnya lagi. dalam hati, enak aja, sholat dong, cuma kebetulan aja sholatnya pas nggak barengan , "Emang kalo mo sholat harus minta ijin ama elo ? " jawabku sengit. Dalam hati memang tidak ada indentitas muslim dari penampilan costumku.
4. Punya temen waktu di smea yang pake jilbab, kayaknya enaaak banget, nggak sembarangan orang bisa mempermainkannya, ketika berinteraksi dengan sesama jenis apalagi lain jenis.
5. pernah baca sebuah buku tentang ancaman seorang wanita yang tidak menutup aurat, waktu di smea juga.
6. Ada yang bilang kalau menutup aurat itu adalah ibadah yang wajib kita lakukan seperti layaknya sholat 5 waktu. puasa dll, jadi kalo nggak menutup aurat sama saja kedudukannya dengan orang yang berjilbab tapi nggak puasa, atau berjilbab, berpuasa tapi nggak sholat, parah khan ? dan orang yang mau sholat, puasa, zakat itu nggak harus tunggu sempurna dulu akhlaknya baru beribadah wajib khan, biasanya orang yang melakukan ibadah wajib dengan ikhlas dan sempurnya maka perilakunya akan menjadi lebih baik (ingat! bukan sempurna).
7. Balik ke pembicaraan seorang ikhwan tadi, "percuma ih pakai jilbab lebar, tapi masih suka gosip, suka ghibah " . Apa dengan komentar itu kita jadi ragu buat memakai jilbab (untuk yang belum berjilbab), atau langsung lepas jilbab atau ganti jilbab gaul karena dibilang masih suka gosip, suka ghibah, jadi merasa perilaku belum sempurna (untuk yang sudah berjilbab).
Yang aku tahu sih hukum bagi orang yang suka gosip/ghibah itu berlaku untuk semua orang laki2 dan perempuan, dan suka gosip/ghibah kenyataannya bukan cuma perempuan. termasuk ikhwan yang berkomentar diatas.

Wirid harian Imam Al Ghazali

Hari ahad membaca Yaa hayyu yaa qoyyuun (Wahai Dzat Yang Hidup lagi Berdiri sendiri) 1000x .
Hari Senin membaca Hauqallah :Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-'aliyyil-'aziim. (Tiada daya dan tidak ada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.) 1000x
Hari Selasa membaca shalawat atas Nabi :Allaahumma salli 'ala sayyidinaa Mumhammad (Ya Allah, Limpahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad saw) 1000x
Hari Rabu membaca istighfar :astaghfirullaahal 'aziem . (Aku memohon ampunan Allah yang maha Agung) 1000x
Hari kamis membaca tasbih :Subhaanallaahil-'aziem (Maha suci Allah Yang Maha Agung) 1000x
Hari Jumat membaca "Ya Allah" 1000x
Hari Sabtu membaca tahlil :Laaillaaha-illallaah (Tiada Tuhan selain Allah) 1000x
Wiridan tersebut lebih utama dibaca setelah Shalat tahajjud tengah malam

Tuesday, November 28, 2006

Haruskah berprilaku sempurna dulu baru berjilbab...

Seorang ikhwan pernah juga mengatakan " ih percuma tuh akhwat pake jilbab lebar tapi nggak bisa jaga perilaku, masih suka gossip, masih suka ghibah "
Seorang teman menyatakan ketika aku tanya kenapa belum berjilbab " gw belom bisa, prilaku gw masih jauh dari standart orang berjilbab, belom siap". Padahal dia tahu kalau menutup aurat adalah wajib bagi orang muslim.
Begitu banyak berseliweran wanita yang tidak menutup auratnya (baca:tidak berjilbab) yang mengaku muslim dan bukan tidak mungkin sebagian besar dari mereka mempunyai alasan yang sama yaitu "belum siap". Layaknya seperti orang yang harus mempersiapkan suatu event yang spektakuler sehingga perlu mempersiapkan diri untuk sekedar menutup aurat, mereka berpendapat kalau berjilbab itu harus orang yang mempunyai iman kuat, ilmu cukup, tidak cinta dunia, nggak punya ambisi duniawi, mau terima apa adanya yang penting ibadah rajin. benarkah image prefect pada akhwat berjilbab yang membuat mereka enggan berjilbab ? Mungkin bukan alasan itu aja yang jadi faktor penyebab, tapi alasan itu memang ada.

Dunia dan Wanita Memang Manis dan Indah, Tapi Hati-hati

Dari Abi Said Al-Khudhuri ra. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungghunya dunia itu manis dan indah. Dan Allah menyerahkan kepadamu agar Dia melihat apa yang kamu kerjakan. Hati-hatilah pada dunia dan hati-hati kepada wanita. Karena awal fitnah Bani Israil lantaran masalah wanita." (HR Muslim)
Fawaid
1. Dunia ini memang telah dijadikan manis dan elok oleh Allah SWT buat manusia. Namun kemanisan dan keelokannya bukan untuk dijadikan tempat melampiaskan nafsu dan naluri kebinatangan. Justru dunia yang manis dan elok ini dijadikan titik penilaian Allah atas hamba-hamba-Nya.
2. Pesan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Menciptakan dunia yang manis dan elok adalah: hati-hati dengan dunia. Hati-hati agar jangan sampai terbawa arus nafsu mengejar-ngejar dunia, seolah hidup ini hanya selesai di dunia saja. Setiap manusia harus tahu bahwa dunia hanyalah sebuah tempat mencari bekal untuk persiapan perjalanan abadi ke alam lain.
3. Pesan lainnya adalah hati-hati kepada wanita, karena ada potensi yang dapat menjerumuskan bila tidak mampu bergaul dengan wanita dengan cara yang baik. Sebaliknya, di balik sosok seorang wanita, ada potensi yang dapat membawa seseorang ke surga. Jadi tergantung bagaimana memperlakukannya.
4. Rasulullah SAW mewanti-wanti agar jangan sampai umat Islam terperosok lantaran sebab wanita, sebagaimana yang pernah dialami oleh bani Israil. Karena itu, wanita di dalam Islam harus diperlakukan sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkannya.

Jik4 k4mu

Jika kamu memancing ikan.... Setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.... Janganlah sesekali kamu melepaskannya kembali ke dalam air begitu saja.... Karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.
Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... Setelah ia mulai menyayangimu, hendaklah kamu menjaga hatinya.... Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja.... Karena dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak akan dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatmu. ...
Jika kamu telah memiliki sepiring nasi... punyamu pastilah yang terbaik untuk dirimu. Mengenyangkan dan berkhasiat. Mengapa kamu lengah, mencoba mencari makanan yang lain.. Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya. Akhirnya kamu akan menyesal.
Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang kekasih..... kekasihmu itu pasti membawa kebaikan kepada dirimu. Menyayangimu dan mengasihimu. .. Mengapa kamu berlengah, mencoba membandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain Dan kamu juga yang akan menyesal.
Jika kamu menadah air, biarlah mendapat sedapatnya, jangan terlalu mengharap pada kedalaman lengkungannya dan janganlah menganggap wadah itu begitu kokoh.... cukuplah menadah sesuai kebutuhanmu. ... Apabila wadah itu sekali retak.... tentu sukar bagi kamu untuk menambalnya kembali menjadi seperti semula.... Akhirnya kamu akan membuangnya. ... Sedangkan jika kamu mencoba memperbaikinya. .. mungkin kamu masih dapat mempergunakannya lagi....
Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.... Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa.... Anggaplah dia manusia biasa.... Bila tidak, apabila sekali dia melakukan kesilapan, tidak mudah bagi kamu untuk menerimanya. ... akhirnya kamu akan kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya, boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhir hayat.... (the end)

Opick – Kesaksian Diri

Kesaksian Diri - Opick

tak satupun orang bisa menjamin dirinya
selamat di saat ajal memanggilnya
setitik kesalahan semua akan diperhitungkan
semisal buih dosa telah kita kerjakan

setiap mata, hati , tangan, kaki, akan jadi saksi
tiada dusta diri yg tak terhakimi
luka sepi air mata tak berarti lagi
akan terlambat segala sesal di waktu nanti

Allah mohon, jangan hukum kami dari dosa
ampuni kami karena tak mungkin
kami sanggup menahan pedih
setitik Rahmat yg Kau beri
lebih berarti dari segalanya

setitik ampunanMu kan menghapus dosa kami
karena mata, hati, tangan, kaki, akan jadi saksi
tiada dusta diri yang tak terhakimi
luka sepi air mata tak ebrarti lagi
akan terlambat segala sesal di waktu nanti

Lirik lagu Opick – Kesaksian Diri ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Opick – Kesaksian Diri.